Penyelewengan BOS - Tabloid INFOKU 48



Dugaan Penyelewengan Dana BOS
INFOKU, SEMARANG - Pengusutan kasus dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) di Semarang, terus berlanjut.
Rabu (6/2) sekitar pukul 13.00, Kasum Musyafa, pimpinan percetakan CV AR Rahman, Surakarta, memenuhi panggilan pihak penyidik Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang, untuk menjalani pemeriksaan dan dimintai klarifikasi.
CV AR Rahman diketahui sebagai pencetak Lembar Kerja Siswa (LKS) dan buku Latihan Ujian Nasional (UAN), atas pesanan pihak Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pendidikan  Pendidikan Kota Semarang.
Dengan didampingi Margono, penasihat hukumnya, Kasum dimintai keterangan berikut klarifikasi oleh Tipikor Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang. Dia diperiksa sekitar delapan jam di ruangan penyidik.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan membenarkan, jika pimpinan percetakan tersebut telah dipanggil pihaknya untuk diperiksa dan dimintai klarifikasi. 
”Sudah saya katakan sebelumnya, semua pihak yang diduga mengetahui atau terlibat kami klarifikasi,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang, Rabu (6/2).
Saat ditanya tentang agenda pemeriksan yang dilakukan, Elan tidak menjelaskan secara rinci. Yang jelas, kata dia, pihaknya meminta keterangan terkait dugaan penyelewengan dana BOS.
”Semua sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, ini masih dalam proses lidik,” ujarnya.
Elan juga mengungkapkan, belum mengetahui benar apakah pimpinan percetakan terbukti terlibat dalam kasus penyelewengan dana yang merugikan uang negara. Menurut dia, pemeriksaan masih berjalan dan hasilnya juga belum diketahui. ”Tunggu hasil saja, biar semuanya jelas, kami tidak mau asal tebak saja,” terangnya.
Margono, penasihat hukum Kasum Musyafa mengatakan, kliennya mendatangi Mapolrestabes Semarang karena panggilan pihak penyidik kantor polisi tersebut. ”Sebagai warga negara yang baik kami penuhi panggilan,” ujarnya. Dijelaskan, panggilan itu merupakan tahap klarifikasi terkait kasus dugaan penyelewangan dana BOS. ”Klien kami hanya dimintai keterangan dan ini masih tahap penyelidikan,” paparnya.
Dikirim dan dijual
Dia membenarkan, kliennya telah menerima pesanan buku LKS dan Latihan UAN dari pihak UPTD (Dinas Pendidikan) Kota Semarang. ”Buku sudah dicetak dan dikirimkan ke pemesannya, masalah pembayaran saya belum tahu kejelasannya,” tandasnya.
Seperti diberitakan, dana BOS yang diperkirakan akan cair Maret mendatang, sedianya untuk membayar buku Latihan UAN tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Buku itu untuk siswa kelas VI, dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Nasional SD/MI 2013.
Untuk sementara pembayaran biaya pengandaan tiga buka mata pelajaran itu dibebankan kepada pihak sekolah dan akan diganti jika dana BOS sudah turun. Ide tersebut muncul dari UPTD pada November 2012 lalu. Mereka kemudian menyiapkan guru untuk membuat buku itu, sesuai kisi-kisi 2012. Buku bernama Demensi itu terdiri atas 128 halaman, berisi tujuh paket latihan soal.
Setelah soal dibuat, pihak UPTD memesan ke penerbit CV AR di Kota Surakarta. Pada Januari 2013, pesanan telah jadi dan dikirim ke UPTD. Dari total 16 UPTD di Kota Semarang, ada dua yang menolak.
Setelah buku dipegang, kepala SD/MI diperintahkan mengambil buku. Buku yang dipesan kemudian dijual Rp 22.000. Buku-buku itu sudah dibagikan kepada  siswa dengan setempel ”Gratis BOS”.(Tanti)



Hapus Stigma Korupsi
INFOKU, GROBOGAN - Demi perbaikan dan peningkatan kinerja, DPRD Kabupaten Grobogan mengusung visi baru. Visi baru itu adalah menjadikan DPRD yang aspiratif, profesional, transparan dan bermartabat.
’’Kami ingin imej negatif di masa lalu bisa terkikis. Kesan DPRD sebagai sarang korupsi harus dihapus. Memang tak mudah dan butuh waktu, tapi kami optimistis,’’ kata Ketua DPRD Grobogan, Sri Sumarni, didampingi Sekretaris DPRD (Sekwan) H Pangkat Djoko Widodo  minggu lalu.
Sebagai ketua DPRD baru, Sri Sumarni menghadapi tantangan yang tidak ringan. Pasalnya, orang yang digantikannya (M Yaeni) tersangkut kasus korupsi. Fakta ini membuatnya mesti bekerja keras.
Agar kinerja dan performa Dewan positif, dia bersama Sekwan juga menyusun misi anyar.
Misi itu berisi tujuh butir, yakni meningkatkan kemampuan anggota DPRD Grobogan secara profesional, aspiratif dalam melaksanakan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan (Mengembangkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan lembaga pemerintah), mewujudkan DPRD Grobogan yang visioner, dinamis, inovatif dan demokratis.
Lalu, mewujudkan DPRD Grobogan yang transparan dalam proses pengambilan keputusan sesuai tuntutan dan kondisi masyarakat, melaksanakan penyusunan APBD yang patut, wajar, dan rasional, serta melaksanakan pengawasan pelaksanaan kebijakan agar sesuai dengan harapan masyarakat.
Selanjutnya, melaksanakan pertanggungjawaban publik secara moral dan politik atas tugas dan kewajiban yang telah diusulkan secara berkala dan transparan. Terakhir, berperan aktif dalam percepatan dan mendukung proses pengambilan kebijakan publik yang berkualitas.
’’Kami selalu mengingatkan, fungsi DPRD ada tiga, yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan. Ini penting untuk diketahui masyarakat,’’ terangnya.
Program Masyarakat
Sementara itu, Sekwan Pangkat Djoko Widodo berharap, dengan kepemimpinan baru, kinerja dan performa DPRD Grobogan bisa meningkat dan lebih bermanfaat. Sebelumnya, pandangan terhadap Dewan menurun drastis, khususnya selepas munculnya kasus beberapa waktu terakhir.
’’Kami akan menjawab tantangan ini dengan melaksanakan program yang menyentuh langsung ke masyarakat,’’ ungkapnya.
Program itu, di antaranya melakukan kunjungan sampai ke daerah pelosok untuk menyerap aspirasi masyarakat. Kemudian, menggelar bantuan sosial. ’’Yang jelas, kami tak mau lagi disebut sebagai sarang korupsi atau predikat lain yang negatif. Kami ingin benar-benar menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat,’’ tuturnya.
Ada sejumlah sasaran yang ingin diwujudkan pada periode 2011-2016. Sasaran itu, adalah meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana-prasarana ekonomi, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemerintahan.
’’Kami pun telah menyusun rencana kerja selama 2013. Rencana kerja itu berisi rapat-rapat DPRD dengan frekuensi yang disesuaikan dengan kebutuhan, kunjungan kerja dalam daerah dan kunjungan kerja luar daerah,’’ kata Pangkat Djoko. (Budi)
 Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru