tabloid INFOKU 47 - ANEKA INFO



Hipnotis Landa Kades
Pecahkan 44 Botol Kaca Dengan Kepalanya
INFOKU, TUNJUNGAN- Guratan bekas pecahan beling botol itu masih nampak jelas nyaris rata di raut wajahnya. Itu tampak terlihat jelas dibagian kening, pipi kanan dan kiri, hingga dahi.
Sementara pangkal lengan kirinya lelaki usia 50 tahunan itu masih terbalut perban sepanjang 15 sentimeter di RSUD dokter Soetijono Blora.
Kamis (17/1) Parsidan, Kades Karangtawang Kecamatan Tunjungan menceritakan secara runtut apa yang dia alami pada Minggu (13/1) siang pukul 14.00.
“Awalnya saya berbincang-bincang dengan Kamituwo Karangtawang Musiran di rumah. Ya membicarakan pelayanan warga. Saat berbincang telepon saya tiba-tiba bordering,” akunya.
“Assalamualaikum,” sapa Parsidan saat mengangkat telepon genggamnya.
“Wa’alaikumsalam. Ini Pak Parsidan?” Tanya seseorang di seberang sana.
“Nggih, Pak,”
“Kades Karangtawang?”
“Nggih Pak. Nuwun sewu niki sinten?”
“Saya Sutikno Selamet Sekda Blora” sahut orang tersebut dengan nada tegas
“Lhoh, nggih Pak. Dawuh? Badhe pareng dawuh nopo, Pak?” jawab Parsidan setelah tahu jika yang menghubunginya Sekda Kabupaten Blora.
Dalam hatinya Parsidan mengaku bertanya-tanya. Sebab berdasar pengalamannya menjadi Kades Karangtawang belum pernah mengenal Sekda yang asli. Sehingga karakter suaranya pun sama sekali tak mengenal. Apalagi nomor hapenya.
Apakah belakangnya 800, seperti tertera dalam panggilan masuk ponsel Parsidan atau tidak.
Lantaran tak menyadari Parsidan pun fikirannya terfokus pada si penelpon. Ia bilang mendapat perintah bupati akan ruwatan atau ritual mengubur kepala kerbau Minggu malam di pendapa kabupaten.
“Jenengan termasuk kades yang ditunjuk untuk nderekke Pak Bupati. Sebelum ritual dimulai Pak Bupati menghendaki agar ritual celeng (babi hutan) jadi-jadian. Ini tadi Pak Kades Wonosemi sudah dikerangkeng di Pendapa pada Sabtu malam.
Dia sudah menjadi celeng jantan. Sementara jenengan ditunjuk untuk menjadi celeng jadi-jadian yang betina,” ucap Parsidan menirukan si penelpon, Kamis (17/1).
“Nah kalau celeng itu yang angon (menggembala) mestinya yang dekat dengan jenengan,” lanjut orang tersebut.
Seketika itu Parsidan menyalakan pengeras suara di telepon genggamnya agar Musiran yang di depannya dapat bisa ikut mendengarkan isi pembicaraan tersebut.”Yang angon dua lho Pak” perintah orang itu.
“Nggih, Saget” timpal Parsidan sambil memberi isyarat ke Musiran.
"Nggih, saget!" timpal Parsidan sambil memberi isyarat ke Musiran untuk memanggil Tiyono, Kamituo Pagesik desa setempat.
Hadiah Bupati
Parsidan merasa semakin terpedaya saat seseorang itu mengatakan bahwa nanti setelah ritual bakal diberi hadiah pak bupati satu sepeda motor Tiger terus Bu Kokok (isteri bupati Blora) juga akan memberikan hadiah kalung emas murni 19 gram.
 “Bu Kokok sendiri nanti yang mengalungkannya ke jenengan di pendapa kabupaten,” ucapnya.
"Ya saya cuma bilang siap-siap-siap saja," lanjut Parsidan
"Kalau sudah siap, Pak, celeng itu kan tempatnya di oro-oro. ]
Saya carikan lahan kosong yang jauh dari pemukiman," perintah orang itu.
Saat itu terlintas dalam pikiran Mursidan untuk menggunakan tanah lapang di belakang perumahan Pos Ngancar Kecamatan Tunjungan.”Nggih Pak. Wonten,” sahut Parsidan menimpali perintah orang tersebut.
"Setelah siap, segera persiapkan pula keperluan-keperluan yang harus dibawa. Siapkan botol temulawak atau bir, sebanyak 44 botol.
Setelah itu cari air dari sendang, 1 liter taruh di botol aqua. Lalu ambil kertas, buat tulisan: Djoko Nugroho (Kokok), bawahnya Bupati Blora, kemudian strip, lalu tulis Parsidan, bawahnya Kades Karangtawang. Masukkan ke dalam botol itu."
Mendengar perintah itu lagi-lagi Parsidan memberi isyarat ke Musiran untuk menyiapkan keperluan-keperluan yang diminta itu. Ia pun memenuhi perintah orang tersebut dengan menenggak bir di rumah.
Campurannya bir hitam dan bir bintang dioplos dan diminum Parsidan. Sisanya diberikan kepada pemuda sekitar desa setempat.
Celeng Jadi-jadian
Selama tiga jam telepon tanpa terputus. Si penelpon memandu Parsidan dan dua kamituwonya. Tiba saatnya ke lokasi ritual celeng jadi-jadian.
Tepat pukul 17.00 Parsidan, Musiran dan Tiyono berangkat ke lokasi. Sesampainya di lokasi si penelpon menghubungi dan memandu ritual.
“Saya disuruh lepas pakaian. Kemudian saya laburi tubuh saya dengan arang, sampai tidak terlihat rupa manusia lagi. Saya disuruh telanjang dan melaburi (maaf) kemaluan saya dengan arang.
Kemudian saya disuruh memecahkan botol itu dengan tangan dihantamkan ke tubuh saya atau kepala saya.Sebanyak 44 botol saya pecahkan. Anehnya saya tidak merasa kesakitan,” katanya.
Parsidan mengaku tak mengalami rasa perih dan sakit. Darah mentes bercampur hitamnya arang.
Namun terlihat tidak terlihat karena sudah gelap. Selama tujuh jam melakukan ritual dipandi si penelepon. Musiran dan Tiyono sempat mendapatkan kesadaran.
“Dia memandunya sempat menghentikan telepon. Saat telepon tertutup, dua kamituwo saya sempat melontar secara sadar,”iki maksude opo”. Namun ketika telepon kembali secara spontan gantian kamituwo itu mengangkatnya untuk menirukan perintah-perintah. Dan mereka tak lagi bertanya-tanya.
Parsidan mengaku begitu selesai ritual telepon pun ditutup. Saat dihubungi lagi nomor telepon tersebut tidak aktif.
”Itu sudah lewat jam 12 malam. Akhirnya kami terputus dan hanya duduk diam di tanah lapang menunggu pagi yang kata orang itu akan dijemput pak bupati,” ujarnya.
Catut Nama plt Sekda
Menanggapi hal ini Plt. Sekda Pemkab Blora Sutikno Slamet menghimbau kepada perangkat-perangkat desa atau bawahannya yang mendapat telepon dan mengatasnamakan dirinya supaya tidak menghiraukannya.
”Ya lucu juga mendengar kejadian ini. Semestinya minimal di kroscek dulu, apakah benar-benar itu telepon dari saya atau bukan. Apalagi perintah yang bagi saya tak masuk akal seperti itu,” katanya saat dikonfirmasi kemarin.
Untuk mengantisipasi terjadinya kembali kejadian serupa Sutikno juga telah mengimbau ke camat-camat untuk menekankan ke kades supaya terlebih dulu melakukan kroscek ke camat jika ada telepon yang mengatasnamakan pejabat-pejabat di Blora.(Endah/TD).
Foto Kades:
Caption : LUKA: Wajah  dan sekujur tubuh Kades Karangtawang Kecamatan Tunjungan Parsidan tampak penuh dengan bekas luka di kamar RSUD dokter Soetijono Blora, kemarin (17/1).

Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru