Mutilasi - KRIMINAL ROHIL - tabloid INFOKU 83



Ritual Mutilasi Anak-anak untuk Penganut Ilmu Hitam
INFOKU, ROHIL, RIAU - Warga Riau belakangan ini dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh empat pelaku.
Setelah Kepolisian Resor Siak menangkap MD beserta istri dan dua teman mereka sebagai tersangka pelaku pembunuhan dan mutilasi tujuh bocah di Riau. Polisi menyebut MD sebagai otak aksi tersebut.
Dia dibantu istrinya dan dua temannya, SP dan S, saat melakukan mutilasi. Para korban adalah tetangga tersangka. Tiga korban di Siak berinisial MJ, 10 tahun, OV (9), dan RH (9).
Setelah kasus itu terungkap pada 24 Juli lalu, mereka ditahan di penjara Kepolisian Resor Siak.
Pasangan suami-istri MD-DD juga melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga bocah di Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis, yakni MA, 9 tahun, MM (10), dan AC. Terakhir satu korban bocah berumur 5 tahun di Rokan Hilir
Yang cukup mengagetkan juga  pelaku yang rata-rata masih berusia remaja ini selain membunuh, korbannya yang sebagai besar adalah anak-anak juga melakukan pelecehan seksual, disertai pembunuhan dan mutilasi.

Tidak hanya itu, para pelaku juga mengambil kemaluan korban hasil mutilasi. Sementara untuk dagingnya dijual pelaku ke warung tuak (miras). Sementara saat ini juga berembus daging anak-anak ini dijual ke rumah makan dan pedagang sate.
Lalu apa sebenarnya motivasi pelaku melakukan semua ini. Belakangan diketahui hal ini dilakukan untuk mendalami ilmu hitam yang pelaku utama yakni Muhammad Delfi alias MD.
Pria berusia 19 tahun ini belakangan ini kerap mendalami ilmu hitam yang dia pelajari dari sang guru. Ini dilakukan ternyata untuk ambisi MD menjadi seorang dukun tenar di wilayahnya.
Dari pengakuan MD, bahwa sang guru meminta tersangka mencari tumbal kemaluan lelaki sebanyak mungkin. Dari ajaran sesat guru supranatural yang kini masih dicari polisi mengatakan setelah melakukan itu, MD akan memiliki ilmu klenik. Dari ajaran itu sekitar dua tahun silam dia sudah belajar ilmu hitam.
Pada Januari 2013, dia pun memulai mengamalkan ilmu 'pamungkas' yakni mencari mangsa. Korban pertama yang menjadi tumbal adalah FD (9) warga Rohil. Bocah sembilan tahun diculik pelaku dari rumah tersangka dengan iming-iming kepada korban dibelikan jajan.
Dia pun membunuh dengan menjerat leher korbannya. Setelah itu pelaku memutilasi dan mengambil kemaluan korban.
Perburuan biadab pun terus berlanjut, diapun bergerak ke Kabupaten Bengkalis. Korban kedua adalah seorang AC (40) yang mempunyai keterbelakangan mental. Di sana dia menghabisi nyawa korbannya dengan bantuan istri yakni Dita Sari DS (19). Aksi pertama dan kedua ini berjalan mulus membuat MD terus mencari mangsa berikutnya.
Korban keempat dan kelimanya adalah MH (10) dan RH (9) dan MA. Semua korban dimutilasi dan kemuluannya diambil. Setelah diambil kemaluan itu di sop dan ada juga yang digoreng kemudian ada yang diambil minyaknya ada juga yang dimakan pelaku.
Usai sukses memdapatkan tumbal lima orang, MD bergerak ke Kabupaten Siak. Di sana MD beraksi di daerah Tualang yang merupakan kampung halaman orang tuanya. Di sana pelaku memutilasi dua korban. Jasad yang sudah dimutilasi kemudian diambil dagingnya oleh MD.
Di sini MD tidak sendiri dia dibantu oleh dua tersangka lain yakni S (26) dan DK (16) yang merupakan remaja yang dikenal pelaku. Ketiganya kemudian menguliti korbannya dan dagingnya dijual.
Sedangkan istri korban tidak berperan karena resmi bercerai dengan MD karena tidak tahan selalu dipaksa ikut memutilasi korban dengan di bawah ancaman. Petulangan MD Cs berakhir setelah polisi mengendus kejahatan mereka. Pertengahan Juli 2014 polisi berhasil menggulung semua pelaku.
"Motifnya adalah pelaku ingin menganut ilmu hitam. Dia ingin menjadi seorang dukun. Semua ini menurut tersangka atas perintah sang dukun, guru korban, itu yang masih kita selidiki kebenarannya," kata Direktur Reserse Umum Polda Riau Kombes Arif Rahman Kamis (14/6/2014).
Lalu mengapa MD yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan selalu berpindah-pindah tempat ingin menjadi paranormal.Ternyata itu dilakukan karena dia tergiur atas kesuksesan ayahnya menjadi seorang dukun.
"Selama ini pelaku yang sebelum menikah tinggal dengan orangtuanya selalu melihat ayahnya menjadi dukun dengan banyak harta dan kerja yang mudah. Ini karena pasien ayahnya banyak dan selalu mendatangi rumahnya. Dari sanalah dia mulai tertarik untuk mengikuti jejak sang ayah. Dia juga ingin memiliki ilmu kebal" tambah Kabag Psikolog Polda Riau Kompol Novian.
Bak gayung bersambut, ternyata niat MD untuk menganut ilmu ayahnya disambut ayahnya. Sang ayahpun menilai hanya MD yang akan mewarisi ilmu klenik yang dimilikinya. Namun, sebelum ilmu selesai ditimba MD, ayah MD meninggal dunia pada awal tahun 2013. Namun MD tidak berhenti dia mencari dukun lain untu dijadikan gurunya.
"Dari pemeriksaan, memang pelaku MD sifatnya adalah pemalas. Dia ingin hidup serba santai tapi banyak uang, itu sifatnya MD, makanya dia ingin menjadi dukun mengikuti jejak ayahnya" imbuh Novian. 
Tapi karena ambisi MD menjadi petaka untuk anak-anak Riau yang menjadi korban kebiadapanya. Para orangtua korban kekejaman MD cs mengalami shok berat karena ditinggal sang buah hati dengan kondisi tidak wajar. (Moris/rep01)


Lihat Model Tabloid....
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru