SD Kebakaran - tabloid INFOKU 83



Sekolah Terbakar, murid Belajar di Balaidesa & Polindes
INFOKU, NGAWEN. Musibah kebakaran kembali terjadi di Blora. Kini si jago merah melalap tiga lokal ruang kelas sekolah SDN Jetak Wanger Kecamatan Ngawen, Jumat petang (15/8) semalam.
Peristiwa ini menyisakan trauma mendalam bagi para guru dan wali murid. Kebakaran yang mestinya tidak terjadi tersebut juga menuai keprihatinan dari keluaga besar Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Dindikpora) Kecamatan Ngawen dan Kabupaten Blora.
Praktis, perhatinan publik tertuju pada puing-puing dan sisa kebakaran pada gedung SDN Jetak Wanger yang belum lama direhab.
Kejadian yang menimpa bangunan itu diduga akibat arus pendek dapa jaringan listrik di lokasi setempat.
“Namanya juga musibah, beruntung tidak ada korban jiwa, warga cepat tanggap kemudian tak lama pemadam kebakaran juga berhasil membantu memadamkan api,” kata Nono, salah seorang warga Jetak Wanger, Sabtu (16/8).
Dikatakannya, beberapa saksi usai maghrib Jumat kemarin, mencium asap dan mendengar suara seperti benda terbakar, kemudian beberapa warga berhamburan ke luar rumah begitu melihat api makin besar dan menjalar di bangunan SDN Jetak Wanger.
Warga, lantas berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya hingga akhirnya pihak perangkat desa  menghubungi pemadam kebakaran dari Blora.
Akibat peristiwa itu, satu lokal kelas SDN Jetak Wanger mengalami kerusakan parah. Bangku dan kursi serta buku ajar hingga bagian atap kelas hangus akibat kebakaran yang menimpa ruangan tersebut.
Kepala SDN  Jetak Wanger, Sutarji, di Ngawen, Sabtu (16/8), mengatakan, meski ada tiga ruang bangunan yang dinyatakan terbakar, namun hanya satu ruangan kelas yang mengalami kerusakan parah. Diduga sumber api  berasal dari ruangan kelas tersebut.
“Kerugian sekitar  Rp 250 juta, bangunan itu terdiri dari tiga lokal, yaitu kelas satu, dua dan kelas tiga,” katanya.
“Kami sudah melaporkan kepada Dinas, kemudian dengan hati-hati kami keluarkan perabotan yang ada di dalam ruangan, termasuk buku ajar, kemudian kami jemur sehingga bisa digunakan lagi untuk kegiatan belajar  siswa,’’ ungkap Sutarji, didampingi Penilik TK/SD Dabin setempat, Suharno.
Sabtu pagi tadi, kata dia, siswa yang menempati ruang kelas tersebut diminta untuk belajar di rumah, sedangkan kelas lainnya diminta untuk membantu membenahi perabotan lainnya untuk dijemur karena basah akibat siraman air mobil pemadam saat terjadi kebakaran.
Pasca musibah kebakaran, pihak pendidik bersinergi dengan perangkat desa setempat memastikan bahwa proses kegiatan belajar mengajar di SDN tersebut tidak akan terhenti lama. Pasalnya, mereka sudah mengambil sikap dengan menggunakan tiga tempat, yaitu perpustakaan, polindes dan balai desa. Masing-masing terbagi untuk kelas satu, dua dan tiga.
Kepala SDN Jetak Wanger, Sutarji, menjelaskan, kondisi bangunan pasca kebakaran dinyatakan tidak aman untuk kegiatan belajar mengajar para siswa, sehingga agar proses belajar mengajar tetap berlangsung, pihaknya sudah menghubungi Kepala Desa untuk menempati ruangan yang tersedia.
“Untuk satu kelas menempati ruang perpustakaan, sedangkan dua kelas lainnya menempati balai desa dan polindes yang sampai sekarang masih kosong,” ujarnya.
SDN Jetak Wanger, kata dia, memiliki  bangunan ruang enam ruang kelas, satu ruang guru dan satu ruang perpustakaan. Letak bangunan terpisah tiga ruang,  membetuk leter  L. “Jumlah siswa seluruhnya ada 198 anak,” tegasnya. 
Akibat kejadian tersebut,  pihaknya berharap agar pemkab Blora segera menindak lanjuti dengan memberikan anggaran rehab gedung yang terbakar dan bantuan peralatan sekolah lainnya. (Endah/Tg)

Lihat Model Tabloid....
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru