Samin Surosentiko _Kisah Pahlawan Blora



Lubang Suro (Kisah Samin Surosentiko)
Sawahlunto adalah salah satu diantara sejumlah kota yang terletak di kawasan Bukit Barisan di Sumatera Barat,
Kota Sawahlunto mungkin hanya seluas 274 Km² dan dihuni oleh sekitar 53.000 jiwa. Namun, kota ini menyimpan sejarah kelam pekerja paksa di pertambangan yang dikuasai oleh kolonial Belanda.
Salah satu bekas pertambangan batubara yang masih terdapat di Sawahlunto adalah Lubang Mbah Suro. Lokasi tepatnya di Tangsi Baru Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan Lembah Segar.
Lubang ini kembali dibuka pada 2007 oleh pemerintah daerah setelah melalui beberapa kali pemugaran untuk keperluan pariwisata.
Saluran air dan udara ditambahkan agar pengunjung dapat memasukinya dengan nyaman.
Setiap pengunjung yang ingin memasuki lubang wajib memakai helm dan sepatu boot, dan ditemani seorang pemandu.
Dengan memakai helm dan boot, sang pemandu bercerita tentang asal muasal nama tempat ini. Soero adalah nama seorang mandor yang dulu bertugas di sini.
Ia dikenal sebagai seorang pekerja keras, tegas, dan disegani oleh para buruh dan orang-orang di sekitarnya.
Namanya kemudian diabadikan sebagai nama lubang ini sejak dibuka kembali beberapa tahun silam.
Lubang Mbah Soero memiliki tinggi dan lebar sekitar 2 m. Kedalamannya mencapai 15 m dari permukaan tanah, dengan total panjang lubang mencapai ratusan meter.
Namun karena proses pemugaran masih berlangsung, panjang lubang yang bisa diakses hanya sejauh 30 m.

Di beberapa bagian, pintu lubang yang menuju ke kedalaman lebih ditutup menggunakan terali besi atau disemen rapat. Termasuk salah satunya adalah “rongga pengorbanan” yang dulu digunakan untuk menaruh pekerja tambang yang sekarat.
Setiap wisatawan yang datang akan ditemani oleh pemandu yang menjelaskan sejarah dan kondisi masa kini Lubang Mbah Soero.
Banyak cerita bernuansa mistik yang terjadi di lubang ini. Petugas pemugaran pernah menemukan sepotong tulang kaki manusia yang diduga milik pekerja tambang.

Ia kemudian menyerahkan kepada pihak museum untuk disimpan. Beberapa hari setelahnya, petugas tersebut mengaku didatangi oleh pemilik tulang tersebut melalui mimpi yang meminta tulangnya dikuburkan dengan benar sesuai adat Islam.
Kejadian aneh juga sering terjadi, ada pengunjung yang menangis sejadi-jadinya karena mengaku ia dapat “melihat” suasana kerja paksa di pertambangan ini. 
Ia pilu melihat para manusia rantai yang diperlakukan dengan kejam. Pintu keluar Lubang Mbah Suro berada di seberang jalan, berhadapan dengan museum atau yang disebut sebagai Galeri Infobox.(ist)


Lihat Model Tabloid....
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru