Jokowi & Hukuman Mati - tabloid INFOKU 91


Jokowi Minta Restu Pemberlakuan Hukuman Mati ke PBNU dan Muhammadiyah
INFOKU, JAKARTA - Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Markas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk berdiskusi tentang pemberlakuan hukuman mati bagi kejahatan luar biasa (extraordinary crime).
"Kita berdiskusi menuntut hukuman mati bagi pengedar narkoba. Saya mendukung hukuman mati untuk pengedar narkoba," kata Presiden Jokowi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Rabu (24/12/2014).
Tidak hanya kasus narkoba, pemberlakuan hukuman mati juga dikenakan untuk kasus radikalisme dan pemberantasan perkembangan kelompok militan ISIS.
"Kita perlu pandangan-pandangan kiai, ke depan kita diperkuat lagi negara," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj menegaskan pihaknya mendukung hukuman mati yang direncanakan Presiden Jokowi.
"Kami di belakang Presiden mendukung Pak Presiden. Begitu juga tentang teroris, kami anti-radikalisme.
Sesuai Alquran yang berbunyi, 'Barang siapa yang merusak dunia dan peradaban hukumannya adalah digantung (mati), potong kaki, dan dua tangannya, atau diasingkan (dibuang)'," tutur Said.
Muhammadiyah
Demilian juga dengan Muhammadiyah mendukung ketegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hukuman mati bagi narapidana (napi) narkoba. Presiden Jokowi berjanji tidak akan memberikan grasi kepada terpidana narkoba.
"Muhammadiyah mendukung sepenuhnya adanya hukuman mati terhadap kejahatan narkoba," kata Wakil Ketua Umum PP Muhammadiyah Abdul Malik Fadjar di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Hal itu dikatakan Malik usai Presiden Jokowi mengunjungi PP Muhammadiyah yang berkonsultasi terkait hukuman mati bagi narkoba.
Malik menilai, narkoba sudah merusak generasi muda sehingga tidak bisa ditolerir. Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Pertimbangannya banyak. Terutama generasi yang akan datang. Itu bukan lagi cerita, tapi fakta," tegasnya.
Namun, dalam pertemuan itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin tidak tampak. Pasalnya sedang ada agenda di Klaten, Jawa Tengah.(Mat/ist)

Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau
Buka tautan Baru