sosial tabloid INFOKU



Mengais Sampah Siang Malam Demi Kuliahkan Anaknya
INFOKU, BLORA – Rasa cinta seorang ibu memang tak bisa dibandingkan dengan apapun, apalagi untuk kebahagiaan sang anak. Ini karena, seorang ibu rela menahan haus dan lapar untuk melihat anaknya bahagia.
Hal itulah yang dilakukan Parni, pemulung asal Blora yang rela mengais sampah siang malam untuk bisa menyekolahkan anaknya hingga meraih gelar sarjana.
Sejak pagi buta, Parni sudah terlihat mencari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blora. Ia memilah mana sampah yang bisa menghasilkan rupiah untuk dibawa ke pengepul.

Jika uang didapat, ia pun tak mau langsung membelanjakannya. Ibu tiga anak ini hanya menggunakan uang untuk makan sehari-hari saja. Sisa uangnya pun dikumpulkan dan ditabung untuk kebutuhan semesteran dan saku anaknya yang kini tengah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di cepu.
”Ya, uangnya hanya untuk beli beras saja. Lauknya seadanya, kadang tahu ma sambal. Kalau ingin beli sesuatu saya tahan. Uangnya saya tabung untuk kuliah anak saya.” Katanya.
Parni mengatakan, dari ketiga anaknya, dua di anataranya memang hanya mengenyam sekolah hingga SMA. Karena itu, ia bercita-cita anaknya yang ketiga, yang sekarang duduk di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Cepu harus mampu menjadi sarjana supaya hidupnya lebih layak.
”Meski anak pertama dan kedua tak sempat dikuliahkan, namun, saya menaruh harapan agar anak ketiga saya bisa selesai kuliah,” ujarnya.
Hal itu terpaksa dilakukan lantaran pekerjaan sang suami, Sahid (64), sebagai operator buldoser sampah di TPA Cepu, dirasa masih kurang untuk membiayai anaknya tersebut.
Karena itu, ia memberanikan diri meminta izin untuk menjadi pemulung guna menambah penghasilan.
”Ini supaya bisa membantu meringankan beban suami dalam mencari nafkah,” jelas ibu 54 tahun.
Ia mengaku dalam mencari sampah ada beberapa yang ia cari, diantaranya; kertas, plastik dan sampah kaleng. Dari hasil tersebut, ia pasok ke tengkulak. Ia menerima imbalan setiap dua minggu sekali. Rata-rata yang ia terima sekitar Rp 150 ribu.
Meski begitu, harapannya terhadap anak ketiga yang bernama Rijal sangatlah besar. Ia sangat berharap, anaknya bisa selesai kuliah. Harapannya untuk memiliki anak dengan pendidikan tinggi tak terbendungkan.
Ia berada di TPA sejak pukul 07.00 pagi hingga sekitar pukul 12.00 siang untuk istirahat. Terik panas matahari, serta bau busuk dari onggokan sampah rupanya tak menjadi halangan baginya.
Ia mengaku sudah sangat bersahabat dengan semua itui. Bahkan lalt hijau pun seolah-olah menjadi teman baginya.
Warga Dusun Kalisangku Gempolrejo Tunjungan itu tak merisaukan apa yang akan didapatkan oleh sang anak ketika nanti sudah lulus dari bangku kuliah.
 ”Kalau orang ampahmemiliki ilmu, saya yakin pasti akan enak hidupnya,” pungkasnya.(Endah/KM)

Baca Model tabloid ....?
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru