Pupuk Mulai Langka



Pupuk Mulai Langka di Grobogan
INFOKU, GROBOGAN, – Sebagian petani di beberapa kecamatan terpaksa menggunakan pupuk atlernatif untuk memupuk tanaman padinya. Hal itu disebabkan, langkanya beberapa jenis pupuk di pasaran.
“Sejak beberapa minggu ini agak susah untuk mendapatkan pupuk jenis Phonska dan SP-36. Di tempat pengecer resmi sering kosong karena belum dapat pasokan dari distributornya,” kata Fauzi, petani di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Grobogan. 
Menurutnya, untuk pupuk lainnya, seperti jenis Urea masih gampang didapat. Sebab, stoknya masih mencukupi. Lantaran hanya bisa dapat Urea, ia terpaksa menambah pupuk jenis lain untuk memupuk tanamannya. Yakni, pupuk organik atau pupuk majemuk lainnya yang dijual bebas atau nonsubsidi.

“Kalau hanya dikasih Urea saja kurang bagus. Makanya, saya tambahi pupuk lainnya tetapi dosisnya tidak terlalu banyak, sekadar untuk melengkapi kebutuhan tanaman,” katanya.
Petani lainnya, Mulyono menyatakan, untuk pemupukan bagi tanaman padinya yang berumur sekitar 15 hari masih bisa menggunakan pupuk standar. Yakni, Urea yang dicampur Phonska dan SP-36. “Kebetulan, saya masih punya stok Phonska dan SP-36 yang sudah saya beli sebelum masa tanam. Tetapi stok yang saya punya hanya cukup untuk memupuk kali ini saja,” katanya.
Dia berharap agar dinas terkait agar segera menambah pasokan pupuk. Sebab, dalam bulan ini, kebutuhan cukup tinggi karena tanaman di sawah waktunya dipupuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Grobogan Edhie Sudaryanto ketika dikonfirmasi masalah ini mengakui jika persediaan pupuk Phonsa dan SP-36 tahun 2016 sudah mulai menipis. Hal ini memicu terjadinya kelangkaan pupuk di sejumlah wilayah kecamatan.
Menurut Edhie, persediaan pupuk Phonska saat ini berkisar 200 ton. Sedangkan, pupuk SP-36 sisa stoknya juga berkisar di angka 200 ton. “Persediaan stok Phonska dan SP-36 ini tinggal sedikit. Kalau stok pupuk Urea sampai saat ini memang masih dalam kondisi aman,” katanya pada wartawan, belum lama ini.
Dengan stok yang ada dinilai tidak mencukupi kebutuhan. Sebab, hingga akhir tahun, kebutuhan pupuk SP-36 dihitung berkisar 1.950 ton. Sedangkan kebutuhan pupuk Phonska sekitar 3.300 ton.“Saya sudah usul ke Kementerian Pertanian tapi belum ada solusi sampai saat ini. Kami berharap segera ada tambahan pupuk subsidi, khususnya Phonska dan SP-36 untuk mencukupi kebutuhan petani,” terang Edhie.
Menurutnya, salah satu penyebab kelangkaan pupuk disejumlah wilayah itu disebabkan adanya perubahan iklim. Kondisi musim kemarau tahun ini yang cenderung basah karena banyak curah hujan, mengakibatkan ada penambahan areal tanaman padi. Hal ini menjadikan kebutuhan pupuk dilapangan naik dari yang sudah disusun dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) awal tahun lalu. (Budi/KM)