KKN 53 mahasiswa UGM



KKN 53 mahasiswa UGM YOGYAKARTA  di Blora
INFOKU, BLORA,- Bertempat di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora, Senin (12/06/2017), Bupati H. Djoko Nugroho didampingi Wakil Bupati H. Arief Rohman SIP, M.Si dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sutikno Slamet menerima kedatangan 53 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang akan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Penerimaan 53 mahasiswa KKN ditandai dengan pemakaian jaket almamater UGM Yogyakarta oleh Bupati Blora didampingi Wakil Bupati dan Kepala Bappeda kepada perwakilan mahasiswa.
Kelimapuluh tiga mahasiswa itu datang bersama dosen pembimbing lapangan, yakni drh. Dwi Cahyo Budi Setiawan M.Sc.
Mereka hendak melaksanakan KKN dengan program pemberdayaan masyarakat dan peternakan, khususnya peternakan sapi. Mengingat Blora merupakan wilayah dengan populasi ternak sapi terbesar di Jawa Tengah.
Dwi Cahyo Budi Setiawan mengatakan bahwa KKN dilaksanakan sejak penerimaan Senin 12 Juni hingga 04 Agustus 2017.
“Sasarannya ada dua desa, yakni Desa Kebonrejo Kecamatan Banjarejo dan Desa Palon Kecamatan Jepon. Mereka kami minta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah kepada masyarakat,” tandasnya.
Dimana untuk di Desa Kebonrejo ini merupakan kali ketiga dijadikan lokasi KKN UGM. Mendengar itu, H. Bupati Djoko Nugroho meminta agar kedepan kalau bisa pindah ke desa lainnya. Karena menurutnya masih banyak desa di Blora yang mempunyai banyak populasi sapi.
“Selamat datang adek-adek mahasiswa di Blora. Saya minta KKN UGM kedepan jangan di Desa Kebonrejo lagi, kembangkan di desa lainnya. Bisa kan Pak? Supaya merata, jangan di Kebonrejo terus. tolong kedepan ditempatkan di desa-desa yang menerima bantuan ternak sapi dari Kementerian Desa PDT,” ucap Bupati Blora.
Ia berterimakasih, mahasiswa UGM bersedia melaksanakan KKN di Blora dengan menyasar bidang pemberdayaan masyarakat dan peternakan sapi. Menurutnya baru saja di Blora dibentuk Komunitas Sapi Indonesia yang menjadi wadah para peternak untuk mengembangkan usahanya.

“Peternak atau pemelihara sapi di Blora itu baru sebatas ingon-ingon, belum berbasis bisnis. Sehingga ketika sudah mempunyai 2 sampai 3 sapi sudah merasa puas. Diperlihara terus sebagai raja kaya. Nah inilah tugas mahasiswa KKN untuk mengajak petani ternak beralih ke peternak bisnis agar berdampak pada pengembangan ekonomi desa,” tegasnya.
Pihaknya tidak mau program KKN UGM Yogyakarta ini berjalan sia-sia.
“Tolong kepala dinas terkait, pak Camat dan Kades untuk ikut membantu. Jika adek-adek butuh pendampingan dan data, diberikan saja. Saya ingin sapi Blora nanti bisa lebih baik,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Wabup H. Arief Rohman mengatakan di Blora saat ini ada 6 desa yang dijadikan pilot project pengembangan ternak berupa penggemukan sapi. Diantaranya Desa Palon, Kemiri, Kawengan Bacem, Blungun, dan Galuk.
“Kalau bisa keenam desa ini nanti juga ikut diberikan pembinaan oleh KKN UGM. Bisa tetap stay di Palon atau Kebonrejo, nanti kelompok tani ternak dari keenam desa itu diajak ke Palon. Saya nanti ingin ikut meninjau ke desa bersama adik-adik KKN,” ujar Arief Rohman.
Kenali Bahaya Zoonosis
Mahasiswa dari Universitas Gadjahmada (UGM) Yogyakarta yang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kebonrejo Kecamatan Banjarejo menyelenggarakan kegiatan sosialisasi tentang bahaya penyakit zoonosis kepada para peternak sapi. Berlangsung di Balaidesa Kebonrejo, sosialisasi yang dilaksanakan Selasa (25/7/2017) lalu ini menggandeng Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora.
Penyakit zoonosis dimilai sebagai salah satu masalah yang dihadapi pada bidang kesehatan hewan. Dimana saat ini mulai marak penyakit zoonosis.
Penyakit zoonosis merupakan penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia, sehingga ada dua objek yang dirugikan akibat penyakit ini, yaitu hewan dan manusia.
Selain sosialisasi zoonosis, mereka juga melaksanakan penjelasan Modul Obat Hewan Tradisional dengan Tanaman Herbal sehingga peternak bisa melakukan pengobatan sendiri tanpa harus ke dokter hewan. Apalagi di Desa Kebonrejo ini sebagian besar memiliki ternak sapi.
Menurut Ernawati selaku penangggung jawab program, kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang adanya penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan ternak mereka.
“Kami menghimbau masyarakat agar lebih memperhatikan kebersihan tempat ternak mereka. Mengingat banyaknya kandang ternak yang masih bercampur dengan rumah. Bahkan tidak sedikit kandang sapi yang berada di dekat dapur, kamar, atau ruang tamu,” ucapnya.
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung selama dua jam ini disampaikan oleh drh. Tejo Yuwono dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora. Masyarakat sangat antusias mengikuti sosialisasi ini. Hal ini ditunjukkan dengan adanya banyaknya pertanyaan yang muncul ketika sesi diskusi dibuka.
Setelah penyampaian materi dan diskusi, dilanjutkan dengan pemutaran video dan penjelasan tentang pengobatan penyakit pada hewan dengan menggunakan bahan-bahan alami/tanaman herbal.
Tim KKN juga menyiapkan modul obat hewan tradisional yang diserahkan kepada kelompok tani di masing-masing perdukuhan di Desa Kebonrejo.
“Acara ini cukup baik, masyarakat jadi tersadarkan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan bertambahnya wawasan mereka tentang penyakit yang bisa ditularkan oleh hewan,“ ujar Munajad, salah satu perangkat desa yang menghadiri acara tersebut.
Dia juga menyampaikan, semoga dengan adanya acara ini masyarakat juga tergerak untuk memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar sebagai obat hewan ternak mereka seperti yang telah dijelaskan oleh mahasiswa KKN. (Gunawan)

Baca Model Cetak tabloid ....?
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru