INFO MAHASISWA tabloid INFOKU 92



PENJAJAHAN KAPITALISME
Pernah mendengar Perbudakan tenaga kerja? Itu adalah salah satu ciri dari Kapitalisme. Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menegaskan para capital (modal). Dalam Kapitalisme peran swasta lebih dominan dalam perdagangan, industry dan alat-alat produksi untuk meningkatkan keuntungan dalam ekonomi pasar. Teori tentang Kapitalisme oleh Herbet Marcuse dalam One Dimensional Man (1991), “kapitalisme yang didorong oleh teknologi, telah mengembangkan untuk mengisi semua ruang sosial kita; telah menjadi suatu semesta politis serta psikologis. Kekuasaan totalitarian ini mempertahankan hegemoninya dengan merampas fungsi kritisnya dari semua oposisi, yaitu kemampuannya berpikir negatif mengenai sistem, dan dengan memaksakan kebutuhan-kebutuhan palsu melalui iklan, kendali pasar, dan media. Maka, kebebasan itu sendiri menjadi alat dominasi, dan akal menyembunyikan sisi gelap irasionalitas”.
Di abad modern ini, Kapitalisme telah sukses membangun sebuah peradaban manusia pemangsa. Keadaan ini merupakan akibat dari terciptanya kesenjangan global yang ekstrim. Dengan keadaan global yang ekstrim ini maka menyebabkan migrasi massal ekonomi dari Negara-negara yang lebih miskin. Contohnya yaitu mencari pekerjaan walaupun dengan upah rendah, lingkungan kerja yang buruk, bahkan adanya keistimewaan hak-hak para majikan. Hal-hal inilah yang merupakan akibat dari kebijakan deregulasi pasar bebas Kapitalis yang memang nyatanya lebih menghargai keuntungan materi dibandingkan martabat manusia.  Dan juga hal ini diakibatkan oleh watak asli si Kapitalisme yang dimana menurutnya keuntungan materi itu suci.
Sasaran empuk dari sistem Kapitalisme ini adalah para tenaga kerja wanita. Apalagi para perempuan yang lemah, mereka akan menjadi korban dari banyak predator Kapitalis. Mulai dari majikan, perusahan perekrut tenaga kerja, serta penguasa Negara asal buruh migran yang inkompeten mensejahterakan rakyatnya didalam negeri. Krisis kapitalisme berkonsentrasi pada meluasnya cakupan penindasan sehingga seluruh aspek itu menjadi sasaran penindasan. Sistem Kapitalisme yang sedang eksis ini menambah produksi untuk keuntungan, semakin mengorbankan kepentingsn rakyat yang nyatanya yaitu terjadi perampasan tanah rakyat.
Dalam Manifesto Komunis, kedua filsuf terkenal yaitu Marx dan Engels menyebut ada dua kelas yaitu kelas pertama sebagai kelas borjuasi dan yang kedua sebagai kelas proletariat. Borjuasi ini adalah mereka yang membeli tenaga kerja ke pasar dengan harga tertentu. Nah disini para tenaga kerja tentunya pergi ke pasar untuk menjual tenaganya kepada borjuasi. Dan proses ini akan berakhir jika terjadinya kesepakatan. Dengan borjuasi memiliki tenaga kerja, mereka berhak menggunakan, mengatur, dan mengontrol tenaga kerja tersebut untuk menghasilkan komoditi yang akan dipertukarkan di pasar dengan semaunya.
Para tenaga kerja bahkan menjadi sasaran yang sangat empuk bagi kaum kapitalis! Para tenaga kerja yang lemah dan bahkan ingin bekerja apapun asal dibayar dengan uang. Di dalam sistem Kapitalisme, pasar memegang kekuasaan penuh dan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Bagi salah satu filsuf terkenal yaitu Marz “esensi kapitalisme pertama-tama dan utama adalah hubungan antar manusia, bukan hubungan antara manusia dengan benda, apalagi hubungan diantara benda-benda”. Dari kutipan tersebut hubungan antara manusia yang dimaksud Marx adalah hubungan antara pemilik alat produksi yang meraih keuntungan tanpa batas dengan mereka yang tersaing dari alat-alat produksi yang untuk hidup mereka harus menjual tenaganya kepada pemilik alat-alat produksi. Esensi Kapitalisme adalah hubungan antar manusia? Hubungan antara majikan dengan tenaga kerja adalah salah satu contohnya. Para majikan adalah seorang borjuasi, dimana mereka membeli tenaga kerja, dan juga para tenaga kerja menjual tenaganya ke borjuasi.
Akhir-akhir ini Negara Indonesia dihantui oleh kasus-kasus yang dimana berhubungan dengan perbudakan tenaga kerja serta kekerasan pada tenaga kerja. Para majikan diluar negeri yang tega menganiaya dan menyiksa tenaga kerja buruh Indonesia sudah sesuatu hal yang tidak asing lagi di telinga kita. Mereka menyikapi tenaga kerja buruh Indonesia dengan seenaknya tanpa memikirkan akibatnya. Tenaga kerja wanita menjadi salah satu tenaga kerja yang banyak dianiaya majikan di luar negeri. Padahal tenaga kerja Indonesia ini diiming-imingi akan diperlakukan dengan baik, diberi gaji yang tinggi, serta diberi tempat tinggal yang nyaman.
Iming-imingan itulah yang menyebabkan para tenaga kerja Indonesia lebih ingin bekerja di luar negeri dibandingkan di Indonesia yang terlihat jelas bahwa Indonesia kekurangan lapangan pekerjaan. Para tenaga kerja Indonesia banyak yang bekerja Negara kapitalisme. Dan TKI juga banyak bekerja di Kanada, Malaysia, Hongkong, Arab Saudi, dan Negara timur lainnya. Salah satu contoh yaitu kasus TKI yang terjadi pada awal tahun 2014, Erwiana Sulistyaningsih buruh migran yang disiksa majikannya dan akhirnya pulang ke Indonesia dengan keadaan tubuh yang sangat menyedihkan, Kapitalisme lah biang keroknya.
Bagaimana tanggapan pemerintah Indonesia terhadap kasus penyiksaan TKI yang semakin bertambah? Apakah ini kesalahan agen pengiriman TKI yang kurang memperhatikan TKI yang dikirimnya? Di Indonesia adanya agen pengiriman TKI yang legal dan illegal, bahkan TKI dari agen legal pun tetap banyak disiksa, apalagi dari agen yang illegal. Mereka yang diiming-imingi akan nyaman bekerja di negeri sana, tapi kenyataannya mereka malah disiksa dan diperlakukan secara tidak manusiawi dan ini merupakan pelanggaran HAM. Kasus perbudakan TKI ini tidak boleh dianggap remeh oleh pemerintah Indonesia, ataupun pemerintah hanya diam dan tutup mata, karena persoalan TKI di luar negeri bisa menjadi bom waktu. . 
Dari kasus yang saya ambil, saya menawarkan beberapa solusi yang ditujukan kepada pemerintah yaitu :
1.    1. Perlu keseriusan pemerintah karena TKI merupakan aset negara yang harus di pesiapkan dengan baik, agar kualitas TKI lebih profesional.
2.  2Pemerintah hendaknya bekerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman TKI untuk mendata dan memantau calon  secara khusus,
3.      3. Pekerja dan agen pengirim harus selektif memilih majikan agar tidak terjadi yang tidak diinginkan,
4.      4. Pemerintah seharusnya lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan agar jumlah TKI berkurang
5.      5. Pemerintah Indonesia sebaiknya hanya mengirim tenaga kerja yang terlatih, karena kaum professional ini tidak begitu rentan aksi penyiksaannya,
6.   6.    Komnas HAM seharusnya lebih sigap dan tanggap terhadap kasus TKI.

Fellacia Suciana /Mahasiswa Semester 3 Ilmu Pemerintahan Fisip UNDIP Semarang
 
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau
Buka tautan Baru